Rabu, 23 Maret 2011

PSIKOLOGI AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM


A.     Psikologi Agama dan Cabang Psikologi
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion) dan kehendak (conasi). Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada diri manusia dewasa, normal dan beradab. Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui sikap dan prilaku manusia. Namun terkadang diantara pernyataan dalam aktivitas yang tampak itu merupakan gejala campuran, sehingga para ahli psikologi menambah hingga menjadi empat gejala jiwa utama yang dipelajari psikologi, yaitu pikiran, perasaan, kehendak dan gejala campuran. Adapun yang termasuk gejala campuran ini seperti intelegensi, kelelahan sugesti.

KONSEP KAJIAN LOGIKA


A.     PENGERTIAN LOGIKA
Kata logika menurut kamus berarti cabang ilmu pengetahuan yang mengamati tentang permisif-permisif pemikiran deduktif dan induktif. Kata logika menurut istilahnya berarti suatu metode atau tehnik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.

Sabtu, 05 Maret 2011

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPONS TERHADAP STRES


Respons terhadap stressor yang diberikan pada individu akan berbeda, hal tersebut tergantung dari faktor stressor dan kemampuan koping yang dimiilki individu. Berikut akan merupakan karakteristik stressor yang dapat mempengaruhi respons tubuh.

Jumat, 04 Maret 2011

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok :
1)     Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen
2)     Kelompok dibentuk dengan pertimbangan:
a.      Keakrabatan persahabatan
b.      Minat yang sama dalam topik tertentu
3)     Siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih
4)     Menyiapkan dan mempresntasikan laporannya kepada seluruh kelas
5)     Pemilihan Topik : Siswa memilih sub topik khusus, siswa dikelompokkan
6)     Perencanaan Kooperatif : Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
7)     Implementasi : Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik diadalam atau diluar sekolah. Guru secara ketat memantau kemajuan setiap kelompok.
8)     Analisis dan Sintesis : Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan seluruh kelas.
9)     Presentasi hasil final : Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar sdiswa yang saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perfektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru
10)Evaluasi: Siswa dan guru mengevaluasi tiap konstribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


Pembelajaran TAI adalah suatu pembelajaran kelompok dengan cara :
o  Meminta siswa bekerja dalam kelompok-kelompok pembelajaran
o  Bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin,
o  Saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berinteraksi

Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Komponen Pertama TEAMS
o  Kelompok yang dibentuk beranggotakan   4 s.d 6 siswa
o  Anggota kelompok heterogen       
o  Fungsi kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota kelompok ikut belajar dan lebih khusus lagi mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan tes dengan baik

Komponen Kedua  Student Creative
o  Pemberian metode pemecahan masalah secara tahap demi tahap
o  Pemberian tes formatif  (misalnya dalam bentuk LKS)
o  Pemberian tes Unit    

 Komponen Ketiga Team Study
o  Para siswa membentuk pasangan-pasangan atau bertiga dalam suatu kelompok
o  Para siswa membaca tes formatif
o  Masing-masing siswa mengerjakan soal pertama dengan menggunakan cara sendiri, kemudian meminta seorang teman sekolompoknya untuk memeriksa jawaban
o  Apabila jawabannya semua benar, maka boleh meneruskan tes sumatif. Apabila ada yang salah, siswa harus mencoba kembali soal tersebut sampai benar.
o  Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, maka disarankan meminta bantuan dari teman kelompoknya sebelum meminta pada guru
o  Tidak diperbolehkan mengambil tes sumatif sebelum lulus tes formatif
o  Siswa yang menyelesaikan tes unit merupakan tes akhir untuk menentukan skor kelompok

Komponen Keempat   Team Scores and Recognition
o  Setia minggu, guru menghitung skor kelompok
o  Skor didasarkan pada jumlah rata-rata sumatif yang tercakup oleh anggota kelompok
o  Menentukan peringkat setiap kelompok

Komponen Kelima   Teaching Group
o  Guru melakukan proses pembelajaran langsung pada kelompok-kelompok

Komponen Keenam  Fact Test
o  Dua kali seminggu, para siswa mengambil tes-tes tiga menit berdasarkan fakta

Komponen Ketujuh  Whole-Class unit
o  Setelah tiga minggu, guru menghentikan program individual yang digunakan dalam menyelesaikan tes
o  Guru membahas strategi pemecahan masalah selama satu minggu

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Langkah-langkah dalam pembelajaran  Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) :
      Langkah 1 – Numbering: Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi nomor 1 sampai lima kepada setiap anggota dalam setiap kelompok, sehingga setiap siswa pada masing-masing kelompok memiliki nomor sendiri.
      Langkah 2 – Questioning: Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.
      Langkah 3 – Heads Together: Siswa berdiskusi dan menyatukan pendapat dengan anggota kelompoknya mengenai jawaban pertanyaan guru, dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui dan memahami jawaban tersebut.
      Langkah 4 – Answering: Guru menyebutkan satu nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang bernomor sama dengan yang disebutkan guru mengemukakan jawabannya.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)


Menurut Arends (1997:122), ada tiga langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share, yaitu:
      Langkah 1 – Thinking: Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan meminta semua siswa untuk menggunakan waktu satu menit memikirkan sendiri tentang jawabannya. Siswa perlu diperingatkan bahwa berbicara bukan bagian dari langkah ini
      Langkah 2 – Pairing: Guru meminta siswa untuk duduk berpasang-pasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi yang dilakukan dapat berupa saling berbagi jawaban mengenai pertanyaan yang diajukan guru atau saling berbagi ide tentang isu yang dikemukakan guru. Waktu yang disediakan untuk langkah ini adalah 4 – 5 menit.
      Langkah 3 – Sharing: Guru meminta siswa untuk berbagi dengan seluruh kelas apa yang telah mereka sepakati dengan pasangannya. Sebaiknya guru berjalan mengelilingi ruangan, mendekati pasangan-pasangan siswa, dan mendengarkan laporan mereka. Mengingat keterbatasan waktu, maka cukup seperempat atau setengah dari seluruh pasangan dalam kelas yang diberi kesempatan melaporkan kesepakatan mereka.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen (TGT)


Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran  setelah kehadiran guru, siswa pindah ke kelompoknya masing-masing untuk saling membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari materi yang diberikan. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain. Adapun tahap-tahap turnamen adalah sebagai berikut:
Pertama, Pembentukan kelompok
Kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa. Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok mempunyai sifat heterogen dalam hal jenis kelamin dan kemamppuan akdemik. Masing-masing kelompok diberi kode, misalnya I, II, III, IV, dan seterusnya. Sebelum materi pelajaran diberikan kepada siswa dijelaskan bahwa mereka akan bekerjasama dalam kelompok selama beberapa minggu dan memainkan permainan akademik untuk menambah poin bagi nilai kelompok mereka, dan bahwa kelompok yang nilainya tinggi akan mendapat penghargaan.
Kedua, Pemberian materi
Materi pelajaran mula-mula diberikan melalui presentasi kelas, berupa pengajaran langsung atau diskusi bahan pelajaran yang dilakukan guru, menggunakan audiovisual. Materi pengajaran dalam TGT dirancang khusus untuk menunjang pelaksanaan turnamen. Materi ini dapat dibuat sendiri dengan jalan mempersiapkan lembaran kerja siswa.
Ketiga, Belajar Kelompok
Kepada masing-masing kelompok diberikan untuk mengerjakan LKS yang telah disediakan. Fungsi utama kelompok ini adalah memastikan semua anggota kelompok belajar, dan lebih khusus lagi  untuk menyiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan soal-soal latihan yang akan dievaluasi melalui turnamen. Setelah guru memberikan materi I, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja dan materi lainnya. Dalam belajar kelompok, siswa diminta mendiskusikan masalah secara bersama-sama, membandingkan jawabannya, dan mengoreksi miskonsepsi jika teman satu kelompok membuat kesalahan.
Keempat, Turnamen
Turnamen dapat dilaksanakan tiap bulan atau tiap akhir pokok bahasan. Untuk melaksanakan turnamen, langkahnya adalah sebagai berikut: (1) membentuk meja turnamen, disesuaikan dengan banyaknya siswa pada setiap kelompok, (2) menentukan rangking (berdasarkan kemampuan) setiap siswa pada masing-masing kelompok, (3) menempatkan siswa dengan rangking yang sama pada meja yang sama. (4) masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk mendapatkan skor sebanyak-banyaknya. (5) skor siswa daari maasing-masing kelompok dikumpulkan, dan ditentukan kelompok yang mempunyai jumlah kumulatif tertinggi sebagai pemenang pertandingan.
Kelima, Skor Individu   
Skor individu adalah skor yang diperoleh masing-masing anggota dalam tes akhir
Keenam, Skor Kelompok
Skor kelompok diperoleh dari rata-rata nilai perkembangan anggota kelompok. Nilai perkembangan adalah nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswa dengan membandingkan skor pada tes awal dengan skor pada tes akhir. Perhitungan nilai perkembangan sama dengan pada tipe STAD
Ketujuh, Penghargaan
    Segera setelah turnamen, hitunglah nilai kelompok dan siapkan sertifikat kelompok untuk menghargai kelompok bernilai tinggi. Keberhasilan nilai kelompok dibagi dalam 3 tingkat penghaargaan, sama seperti pada tipe STAD.

Adapun langkah- langkah pembelajaran model pembelajaran ini adalah:
      Pada langkah pertama yaitu mengajar. Guru menyajikan materi pelajaran menggunakan metode ekspositori.
       Pada langkah kedua, belajar kelompok. Siswa dibimbing untuk lebih memahami materi pelajaran melalui diskusi kelompok. Siswa ditempatkan dalam kelompok heterogen beranggotakan 4 – 6 orang dan diberikan LKS. Siswa mendiskusikan masalah secara bersama-sama, membandingkan jawaban, dan meluruskan jika timbul miskonsepsi.
      Pada langkah ketiga yaitu turnamen. Siswa-siswa dengan kemampuan akademik setara dihimpun dalam meja-meja turnamen. Pada setiap meja turnamen telah disediakan kumpulan soal beserta jawabannya dalam amplop tertutup. Secara bergiliran siswa dalam setiap meja turnamen bertukar peran sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.
      Pada langkah keempat, penghargaan kelompok, kelompok siswa diberi penghargaan berdasarkan skor kelompok. Skor kelompok ditetapkan berdasarkan skor perkembangan individu yang diperoleh setiap anggota kelompok.