A.
Pengertian motivasi
Motivasi berkaitan erat dengan beberapa aspek yang
biasanya terkandung berbagai hal yaitu keinginan, harapan, kebutuhan tujuan,
sasaran, dorongan dan insentif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu
motif adalah keadaan psikologis yang mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan.
Motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan prilaku, sikap dan tindak-tanduk
seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan
organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang
bersangkutan.
Siagian (1995) memberikan definisi motivasi
sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan
rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan tenaga
dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan Gibson dan kawan-kawan (1990) mendefinisikan motivasi
karyawan sebagai kekuatan yang mendorong seorang karyawan sehingga menimbulkan
dan mengarahkan prilaku. Motivasi karyawan akan tumbuh berdasarkan kebutuhan
dan kepentingan pribadinya sehingga karyawan akan berprilaku atau bekerja untuk
memenuhi kebutuhannya yang pada akhirnya memberi kepuasan jiwa.
Lebih lanjut Manullang (1995) dan Siagian (1995),
menyatakan bahwa faktor-faktor motivasi pada dasarnya bersumber dari dua
faktor, sebagaimana diklasifikasikan oleh beberapa ahli diantaranya diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang berasal dari perasaan puas dalam melaksanakan
pekerjaan itu sendiri. Ia merupakan bagian yang langsung dari kandungan kerja.
Oleh karena itu, motivasi instrinsik bersumber dari dalam individu. Motivasi
ini menghasilkan integrasi dari tujuan-tujuan, baik tujuan organisasi maupun
tujuan individu dimana keduanya dapat terpuaskan. Hal ini tidak lain, karena
pegawai merasa bertanggungjawab atas hasil kerjanya dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut secara lebih baik. Disamping itu pegawai
mempunyai kesadaran akan keberhasilan pelaksanaan dan menaruh kebanggaan dalam
pekerjaannya atau mendapat pengakuan akan tugas yang telah dilaksanakan dengan
baik.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ada kaitannya dengan
imbalan yang diterima seseorang sesudah melakukan pekerjaan. Imbalan ini dapat
berupa promosi, hubungan pribadi, keuangan yang terdiri dari gaji dan upah
serta tunjangan. Olch sebab itu, motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri
individu.
Apabila perusahaan menyediakan kondisi-kondisi kerja, upah,
tunjangan atau keselamatan kerja yang tidak mencukupi, maka ia akan mendapat
kesulitan dalam menarik karyawan-karyawan yang baik, dan perputaran tenaga
kerja serta keluhan-keluhan akan meningkat (Manullang 1995).
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa suatu organisasi baik publik
maupun bisnis tidak bisa menekankan motivasi pada salah satu faktor saja
melainkan harus seimbang karena kedua motivasi ini dalam bekerja selalu
mendukung.
Teori Motivasi dikelompokkan atas Teori Kepuasan (Content Theory)
dan Teori Proses (Process theory). Teori kepuasan memusatkan perhatian pada
faktorfaktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan
menghentikan prilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa
yang memuaskan dan mendorong semangat kerja seseorang. Hal yang memotivasi
semangat kerja seseorang adalah untuk memehuhi kebutuhan dan kepuasan materill
maupun non materiil yang diperolehnya dan hasil pekerjaanya.
Motivasi proses pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan
"Bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku
individu" agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan
pimpinan. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses sebab
dan akibat "Bagaimana seorang bekerja serta hasil yang akan diperolehnya
jika bekerja dengan baik saat ini maka husilnya akan diperoleh baik untuk esok hari.
Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang
dilakukan seseorang. Hasil hari ini merupakan hasil kegiatan hari kemarin.
Dalam penclitian ini, teori motivasi yang sesuai adalah teori motivasi dua
faktor (Herzberg's Two Factor theory oleh frederick Herzberg) dan teori
kebutuhan (Mc Clelland Achievement Theory oleh Mc. Clellaanf) yang merupakan
icon kepuasan serta teori harapan dari Victor Vroom yang merupakan tcori
proses. Adapun perincian icon tersebut adalah:Teori Motivasi dua faktor
(Herzberg’s Two Factor Theory oleh frederick Herzberg)
Selanjutnya Frederick Herzberg, seorang ahli psikolog dan konsultan,
mengembangkan teori tersebut. Dalam usahanya mengembangkan teorinya ia
melakukan penelitian terhadap 200 akuntan dan ahli mesin, dengan diketemukan
bahwa apabila para pekerja merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu
didasarkan pada faktor-faktor yang sifatnya instrinsik seperti keberhasilan
mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan,
rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karir dan pertumbuhan profesional dan
intelektual yang dialami seseorang. Herzberg menyebut faktor ini pemuas
(satisfiers) atau faktor motivasi (motivational Faktor). Sebaliknya apabila
para pekerja merasa tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu bersumber
dari luar diri pekerja yang bersangkutan seperti kebijakan organisasi,
pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan, supervisi oleh para manajer, mutu
hubungan antar personal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, sistem
upah dan gaji, kondisi kerja, status dan jaminan kerja. Herzberg menyebut
faktor ini sebagai faktor pemeliharaan (maintenance factors) atau fàktor iklim
baik (higienen factor). Menurut Herzberg (dalam Siagian, 1994) bahwasannya
faktor-faktor yang mengarah kepada kepuasan kerja berbeda dari faktorfaktor
yang mengarah kepada ketidakpuasan. Artinya para manajer mungkin saja berhasil
mewujudkan ketenangan kerja dalam organisasi, akan tetapi keterangan kerja itu
belum tentu bersifat multivasional bagi para pekerja. Dalam hal demikian para
manajer hanya akan menyenangkan perasaan para bawahannya tetapi tidak
mcmberikan motivasi kepada mereka. Karena itulah Herzberg menggunakan istilah
"hygiene" bagi faktor-faktor yang menyenangkan para karyawan sehingga
mereka tenang bekerja namun belum merasa puas dengan pekerjaan masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka faktor pemeliharaan ini
terutama berhubungan dengan konteks pekerjaan (job conteks) karena berkaitan
dengan lingkungan disekitar pekerjaan. Herzherg dalam Siagian (1994) berpendapat
pula bahwa: Apabila para manajer ingin memberi motivasi kepada bawahannya, maka
yang perlu ditekankan adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa puas, yaitu
dengan mengutamakan faktor-faktor motivasional yang sifatnya intristik.
Motivator ini lebih berhubungan dengan isi pekerjaan (job content) karena
sebagian besar berpusat kepada pekerjaan.
Diperlukan keterlibatan para pegawai dalam merencanakan dan
mengendalikan pekerja sebagai salah satu sumber motivasi instrinsik merupakan
sumbangan nyata yang dapat di petik dari penerapan teori Herzherg. Implikasinya
adalah bahwa seorang pegawai pada umumnya mempunyai persepsi berkarya tidak
sekedar mencari nafkah akan tetapi sebagai wahana untuk memuaskan berbagai
kepentingan dan kehutuhannya bagaimanapun kebutuhan itu dikategorikan dan
semakin tinggi tingkat kebutuhan seseorang maka pekerjaan
"meaningfull" dipandang paling penting jika dibandingkan dengan
peluang untuk meniti karir yang lebih tinggi atau penghasilan yang besar.
Daftar Pustaka
Gibson, Ivancevich dan
Cyril O'Donnell. 1990, Organisasi dan Manajemen Prilaku Struktur dan Proses,
diterjemahkan oleh Djoerban Wahid, Edisi keempat, Cetakan keempat, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Manulang. 1995.
Dasar-Dasar Manajemen, cetakan XIV, Ghalia Indonesia, Jakarta,
Siagian, Sondang P.,
1994, Manajemen Suntber Daya Manusia. Cetakan Kedua, Alumni, Bandung.
mantap, makasih postingannya, bermanfaat sekali.
BalasHapusAs claimed by Stanford Medical, It is in fact the SINGLE reason women in this country live 10 years more and weigh on average 42 pounds lighter than us.
BalasHapus(And actually, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING related to "HOW" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", not "WHAT"...
CLICK this link to see if this short quiz can help you release your real weight loss possibility