A. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode mengajar dimana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau anak menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana membuat peta timbul, bagaimana cata menggunakan kamera dengan hasil yang baik dan sebagainya.
B. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi
1. Manfaat Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah :
a. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelahari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak
Di samping itu, metode demonstrasi memiliki 2 fungsi, yaitu :
a. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.
b. Membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif.
Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.
2. Tujuan Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui penglihatan dan pendengaran.
C. Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi
Kelebihan Metode demonstrasi antara lain :
1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda/peristiwa.
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret.
4. Perhatian anak dapat lebih terpusatkan
5. Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eskperimen
6. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak mencoba sendiri.
7. Beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat suatu proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas
Kelemahan metode demonstrasi antara lain :
1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil. Sehingga metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal
2. Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.
3. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
4. Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar
D. Rancangan Kegiatan Demonstrasi
Secara umum persiapan yang perlu dilakukan guru dalam merancang kegiatan demonstrasi adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi
Dalam menetapkan tujuan demonstrasi guru mengidentifikasikan perbuatan-perbuatan apa yang akan diajarkan kepada anak dalam pernyataan-pernyataan yang spesifik dan operasional (teknis). Dalam menetapkan tema yang harus diperhatikan guru adalah tema yang dekat dengan kehidupan anak, menarik dan menantang aktivitas belajar anak.
2. Menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih
Sebelum menetapkan kegiatan, guru menentukan bentuk demonstrasi, misalnya dengan cara penjelasan, sosiodrama atau cara lainnya
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan
Ada dua jenis bahan dan alat yang dibutuhkan yaitu :
a. Bahan dan alat yang diperlukan oleh guru untuk mendemonstrasikan sesuatu.
b. Bahan dan alat yang diperlukan anak untuk menirukan contoh yang dilakukan guru.
4. Menetapkan langkah kegiatan demonstrasi
Langkah-langkah ini bersifat fleksibel tergantung jenis kegiatan.
5. Menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi
E. Pengembangan Prilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Demonstrasi
Di dalam kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti oleh anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan/gerakan. Misalnya, dalam kegiatan keterampilan yang berupa melipat, menggunting, membentuk.
Demonstrasi dapat dilakukan sebagai improvisasi maupun dirancang terlebih dahulu. Keduanya sangat efektif dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Metode demonstrasi yang dipadukan dengan metode penemuan, memungkinkan guru membimbing anak menemukan hal-hal baru berdasarkan praduga atau hipotesis yang disusun oleh anak. Dari hasil pembuktian itu anak akan dapat menarik kesimpulan yang berlaku secara umum. Anak-anak membuat praduga dengan menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dan mengujinya pada kegiatan demonstrasi tersebut.
Demonstrasi dapat pula dipadukan dengan metode ekspositorik. Dalam metode ekspositorik guru menyajikan informasi kepada anak dengan cara menjelaskan melalui buku, film atau slide. guru menjelaskan kepada anak apa yang diharapkan terjadi apabila guru melakukan tindakan tertentu.
Metode demonstrasi bisa juga dilakukan melalui dramatisasi. Dramatisasi banyak dipergunakan dalam bidang bahasa maupun sosial. Berdasarkan hasil penelitian, baik demonstrasi murni ( menjelaskan – menunjukkan - mengerjakan) maupun demonstrasi sebagai kegiatan dramatisasi merupakan kegiatan yang efektif bagi anak usia dini. Pembelajaran dikatakan efektif apabila guru dapat membimbing anak-anak memasuki situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang menimbulkan kegiatan belajar pada anak. Pengalaman belajar yang diberikan guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang akan datang.
Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan gurunya.
mantap nih mas..thanks
BalasHapusMksi infonya
BalasHapus