Kualitas sumber daya manusia agar
sejalan dengan konteks pembangunan dan perkembangan masyarakat, arahnya
diorientasikan secara profesional bahkan lebih jauh lagi dikaitkan pada
perkembangan globalisasi.
Pendekatan sumber daya manusia menurut
Davis dan Newstrom (1990:13-14) adalah:
Menekankan perhatian pada pertumbuhan
dan perkembangan orang-orang untuk mencapai tingkat kemampuan, kreativitas dan
pemenuhan yang lebih tinggi, karena orang-orang adalah sumber daya yang paling
penting dalam organisasi dan masyarakat manapun.
Dalam proses administrasi, pentingnya
peranan manusia dinyatakan oleh Pfiffner dan Presthus (1969:5): “Administration may be defined as the
organization and direction of human and material resources to achieve desired
ends”. Administrasi dirumuskan sebagai pengorganisasian dan pengarahan
sumber daya manusia/tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Dari pernyataan itu maka pengembangan sumber daya manusia dianggap
penting bagi suatu organisasi dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan
pegawai untuk dapat berfungsi secara produktif guna tercapainya tujuan
organisasi. Pendayagunaan sumber daya manusia perlu direncanakan secara
profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan
dan tujuan dari organisasi.
Oleh karena itu efektivitas tujuan
untuk meningkatkan produktivitas suatu organisasi secara langsung tergantung
pada efektivitas kerja sumber daya manusia organisasi yang bersangkutan, tetapi
sumber daya manusia yang dimiliki organisasi tidak dengan sendirinya mampu
bekerja efektif atau menunjukkan produktivitas yang diharapkannya. Meningkatkan
produktivitas SDM tergantung kepada program pengembangan sumber daya manusia
yang dilakukan oleh organisasi, baik kepada pegawai lama terutama bagi pegawai
baru. Mondy & Noe III (dalam Silalahi, 1996:225) menyatakan bahwa
pengembangan sumber daya manusia adalah: “is
planned, continuous effort by management to improve employee competency levels
and organizational performance through training, education, and development
programs”.
Pentingnya organisasi memperhatikan
manajemen pengembangan sumber daya manusia itu pernah diutarakan oleh Mantra
(1992:52) bahwa seorang manajer dituntut dapat melakukan:
1.
Memberikan
kepemimpinan yang memotivasi pegawai untuk berprestasi. Karena prestasi
karyawanlah yang akan memberikan prestasi kepada organisasi.
2.
Mengadakan
pertemuan dengan pegawai baik dalam urusan tugas maupun untuk menghidupkan
nilai-nilai budaya yang telah ditumbuhkan.
3.
Memiliki
visi untuk melihat kebutuhan organisasi sekarang dan masa depan, serta melihat
peluang-peluang baru dan menggunakannya untuk mengembangkan organisasi.
4.
Berorientasi
ke masa depan. Merencanakan masa depan dengan sikap terbuka untuk ide-ide baru.
Manajemen sumber daya manusia sebagai
salah satu bidang yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam
organisasi mempunyai peranan yang penting, karena manajemen sumber daya manusia
mengatur tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi tercapai dan
terpenuhinya kepuasan kerja bagi seluruh pegawai dan lebih jauh lagi bisa
meningkatkan atau memuaskan pelayanan kepada masyarakat (public service).
Mangkunegara (1991:3) menyatakan bahwa
:
Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Selain itu manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan
pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada
individu karyawan, untuk dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja guna
mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu karyawan.
Suryawikarta (1995:2) menyebut
sejumlah langkah untuk pengembangan sumber daya manusia:
1.
Masalah
pentingnya sumber daya aparatur daerah harus dirumuskan secara jelas bagi
keberhasilan pelaksanaan titik berat ekonomi di Daerah Tingkat Ii. Langkah ini
mengharuskan dilakukannya analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities and Threats) terhadap berbagai perubahan yang
terjadi dalam lingkungan kerja yang ada berkenaan dengan pelaksanaan titik
berat otonomi.
2.
Membangun
organisasi, yaitu meningkatkan kemampuan kinerja setiap Dinas Daerah dan
kelembagaan otonom lainnya karena strategi sumber daya manusia biasanya membawa
serta adanya keharusan perubahan-perubahan mengenai bagaimana suatu lembaga
dikelola.
3.
Mengembangkan
kemampuan staf, khususnya staf yang memiliki bakat harus dititikberatkan kepada
kebutuhan masa depan dengan lebih memperhatikan pegawai-pegawai yang ada dan
sudah bekerja pada unit-unit kerja.
4.
Membangun
kinerja, adalah tidak lain dari membangun kemampuan bertindak atau melakukan
sesuatu. Ini merupakan tugas besar manajemen yang mengarahkan aparat untuk
mencapai prestasi kerja.
5.
Fungsi
manajemen Sumber Daya Manusia ditempatkan pada posisi lini dari tanggung jawab
manajemen. Hal ini merupakan pekerjaan golongan manajemen terutama dalam
konteks strategis seperti membangun aspek keorganisasian, mengembangkan
kemampuan, dan membina kinerja.
Dalam mengembangkan kemampuan staf,
upaya mempertahankan, memanfaatkan dan mengembangkan pegawai-pegawai yang
berbakat kemudian menjadikan prioritas dalam strategi sumber daya manusia.
Kelembagaan modern cenderung lebih sederhana, ringkas, lincah tetapi berkinerja
tinggi karena diisi sedikit staf tapi dengan kemampuan prima. Unit kerja yang
demikian ini bisa berfungsi sebagai “front-line
management” yang efektif dalam setiap pelaksanaan tugas. Oleh karena itu
dengan lebih sedikit jumlah pejabat struktural dan hirarki manajemen, maka
kemampuan manajerial akan menjadi lebih penting ketimbang kedudukan dalam
manajemen.
Dalam membangun kinerja, orang bisa
berprestasi karena dua interaksi yaitu,
motivasi dan intelektual (kecakapan atau kecerdasan). Kalau salah satu bernilai
“nol” maka tidak usah dipertanyakan prestasinya, karena pasti “nol” juga. Dalam
pelaksanaannya, kinerja yang diharapkan bisa terwujud jika ada pengarahan dan
dukungan manajemen, jika ada evaluasi dan umpan balik mengenai kinerja yang
dicapai dan jika ada ganjaran dan pengakuan publik atas kinerja yang bisa
dibuktikannya.
Tantangan yang biasa dihadapi
manajemen, lebih-lebih di lingkungan Pemda, ialah bahwa pimipnan dan staf yang
bertanggungjawab atas fungsi manajemen sumber daya manusia selalu bisa
menunaikan tanggung jawabnya dalam meningkatkan kemampuan pegawai di segala
bidang tugas. Hal ini disebabkan oleh tuntutan yang selalu menghadapkan bagian
ini kepada keadaan yang bersifat kritis dalam mencapai sukses pada situasi yang
semakin kompetitif seperti sekarang ini. Karenanya peran dari staf yang
menjalankan fungsi pengelolaan sumber daya manusia mesti dirumuskan kembali dan
diisi oleh tenaga-tenaga yang berkeahlian dan bisa berfungsi sebagai mitra
kerja pimpinan dalam merumuskan dan melaksanakan strategi sumber daya manusia.
Secara operasional menurut
Mangkunegara (1991:4) ada enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia,
yaitu:
1.
Pengadaan
tenaga kerja yang terdiri dari:
a.
Perencanaan
sumber daya manusia
b.
Analisa
jabatan
c.
Penarikan
pegawai
d.
Penempatan
kerja
e.
Orientasi
kerja (job orientation)
2.
Pengembangan
tenaga kerja yang mencakup:
a.
Pendidikan
dan latihan
b.
Pengembangan
3.
Pemberian
balas jasa yang mencakup:
a.
Balas
jasa langsung (gaji/upah, intensif)
b.
Balas
jasa tidak langsung (benefit, service)
4.
Integrasi
yang mencakup:
a.
Motivasi
kerja
b.
Kebutuhan
karyawan
c.
Kepuasan
kerja
d.
Disiplin
kerja
e.
Partisipasi
kerja
5.
Pemeliharaan
tenaga kerja:
a.
Komunikasi
kerja
b.
Kesehatan
dan keselamatan
c.
Pengendalian
konflik kerja
d.
Konseling
kerja
6.
Pemisahan
tenaga kerja
DAFTAR
PUSTAKA
Davis, Keith & John W. Newstrom.
1990. Perilaku Dalam Organisasi,
Jilid I, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.
Mangkunegara, Anwar P, 1991, Manajemen Kepegawaian dan Sumber Daya
Manusia, Bandung : IKOPIN
Mantra, I Gusti Made, 1992, Peranan Manajemen Dalam Pengembangan Budaya
Perusahaan, Jakarta : Forum Komunikasi Manajer Indonesia
Mondy, R.W. and Noe III, R.M, 1995, Human Resources Management,
Massachusettes : Allyn and Bacon
Pfiffner, John M and Benhard, 1969, Public Administration, New York : The
Ronald Press Company
Suryawikarta, Bay, 1995, Strategi SDM Dalam Mensukseskan Pelaksanaan
Otonomi Pada Daerah Tingkat II Bandung, Pemkab Bandung
Your Affiliate Profit Machine is waiting -
BalasHapusPlus, making money with it is as simple as 1--2--3!
Here is how it works...
STEP 1. Tell the system what affiliate products you want to promote
STEP 2. Add PUSH BUTTON traffic (this ONLY takes 2 minutes)
STEP 3. Watch the system grow your list and sell your affiliate products on it's own!
Are you ready to start making money???
Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE