Sabtu, 26 Februari 2011

KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA


A.    Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
1.      Keanekaragaman Gen
Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Keanekaragaman gen menyebabkan variasi antar individu sejenis misalnya keanekaragaman pada padi, mangga dan orang utan. Tanaman padi (Oryza sativa) terdapat beberapa varietas misalnya rojo lele, C64, IR, Cendani. Pada mangga (mangifera indica) misalnya mangga golek, mangga sengit, mangga arum manis, mangga talijiwo, mangga gadung. Pada orang utan (pongo pigmaeus) dapat dibedakan menjadi pongipigmaeus abeli hidup di Sumatera dan Pongo Pigmaeus pigmaeus yang hidup di Kalimantan. Keduanya mempunyai perbedaan dalam hal bentuk wajah, ukuran tubuh, panjang rambut dan warna wambut.
Perbedaan (variasi) gen menyebabkan sifat yang tidak tampak (genotife) dan sifat yang tampak (fenotif) pada setiap mahluk hidup menjadi berbeda. Variasi mahluk hidup dapat terjadi karena perkawinan sehingga susunan gen induknya berbeda dengan susunan gen anaknya. Variasi mahluk hidup dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan lingkungan

2.      Keanekaragaman Spesies
Spesies adalah sekelompok mahluk hidup yang mempunyai sifat-sifat yang sama, dapat mengadakan perkawinan antar sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Individu-individu yang termasuk dalam spesies yang sama selalu mempunyai ciri-ciri morfologi yang sama dan jumlah kromosom yang sama pula dalam inti selnya. individu-individu yang berbeda spesies akan memiliki jumlah dan macam kromosos yang berbeda. Perbedaan jumlah dan macam kromosom yang merupakan komponen pembawa sifat genetik ini akan menyebabkan terbentuknya keanekaragaman tingkat jenis. Contohnya terdapat pada  keanekaragaman antar kelapa, kurma dan sagu. Meskipun tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman, masing-masing memiliki sifat fisik berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Misalnya kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah kering dan sagu tumbuh dipegunungan basah (rawa gambut)

3.      Keanekaragaman Ekosistem
Semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungan yang berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Dalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik lainnya dengan juga dengan komponen abiotik agar dapat bertahan hidup. Perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibarkan perubahan dan interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi, keanekaragaman hayati pada tempat berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda-beda.
Ada beberapa tingkat ekosistem yaitu :
a.       Ekosistem lumut
b.      Ekosistem hutan berdaun jarum
c.       Ekosistem hutan hujan tropis
d.      Ekosistem pada rumput
e.       Ekosistem padang pasir
f.       Ekosistem pantai

B.     Keanekaragaman Hayati Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan karakteristik wilayah dan keterbatan organismenya. Secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania hal ini menyebabkan di Indonesia memiliki banyak gunung berapi sehingga tanah menjadi subur.
Secara astronomis Indonesia terletak diantara 60LU – 110LS dan 950BT – 1410BT, artinya Indonesia terletak didaerah iklim tropis (daerah tropis terletak di antara ½ 0LU dan 23½0LS). Ciri-ciri  daerah tropis antara lain temperaturnya cukup tinggi (260 – 280 C), curah hujan cukup banyak (700 – 7.000 mm/tahun) dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cepat
Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Indonesia memiliki 10% dari seluruh spesies tanaman di dunia, 12% sepsies mamalia, 16% spesies reptilia dan amibi, 17% spesies burung. Sejumlah spesies tersebut bersifat endemis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan ditempat lain. Contoh :
1.      Burung cendrawasih di Papua, Irian jaya
2.      Burung Maleo di Sulawesi
3.      Komodo di Pulau Komodo
4.      Anoa di Sulawesi
5.      Raflesia Arnoldi, bunga khas pulau sumatera di sepanjai Bukit Barisan dari Aceh sampai Lampung
6.      Bunga bangkai arnophophallus titanium flurakas Sumatera selain spesies endemik, Indonesia kaya flora dan fauna yang bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan. Contohnya :
a.       Macam-macam varietas durian : durian simas dari bogor durian sunan
b.      Dari boyolali, durian sitokong dari ragunan dan durian petruk dari Randu sari Jepara
c.       Salak : salak pondon sari suka, sleman DIY, salak bejalen dari ambarawa
d.      Kedondong : kedondong karimun Njawa dari karimun Njawa

C.    Aktvitas / Kegiatan Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
1.      Penghijauan : menanam dan merawat tumbuhan yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati
2.      Pembuatan taman kota : meningkatkan oksigen diperkotaan dan meningkaykan keanekaragaman hayati
3.      Pemuliaan tanaman dan hewan ungguk dengan cara kawin silang menghasilkan varietas baru yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati
4.      Pengendalian hama secara biologi tanpa merusak ekosistem/habitat mahluk hidup
5.      Tebang pilih dan tanam kembali
6.      Pelestarian alam secara insitu : pelestarian hewan di habitat aslinya. Anoa di Sulawesi, Badak bercula satu di Ujun Kulon
7.      Pelestarian alam secara eksitu : pelestarian hewan dengan cara memindahkan dari habitat aslinya dan dipelihara di tempat lain

1 komentar:

  1. Postingan yang Sangat bagus dan menarik untuk dibaca .... Saya suka mengunjungi blog ini.

    BalasHapus