Sabtu, 05 Februari 2011

PEMUPUKAN YANG EFEKTIF DAN MENGUNTUNGKAN


Pemupukan merupakan salah satu aspek penting dalam system budi daya tanaman. Pupuk dapat meringkan hasil tanaman dan juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lahan pertanian. Karena itu, diperlukan suatu metode pemupukan yang tepat agar hasil yang tinggi dapt tercapai dan dampak negative dari pemupukan tersebut dapt ditekan sekecil mungkin.
Ada tiga hal yang saling berinteraksi dan perlu diperhatikan agar pupuk yang diberikan lebih efektif dan menguntungkan. Untuk memperoleh manfaat yang cukup banyak perlu penerapan strategi pengolahan hara yang baik. Salah satu pendekatan yang dapat dipakai adalah pemupukan spesifikasi lokasi (site specific Nutrient Management). Dengan pendekatan ini dapat dihindari pemupukan yang berlebihan.

I.        Tanah Yang Dipupuk
Setiap jenis tanah memiliki dinamika hara yang khas. Misalnya kandungan haranya yang berbeda-beda sehingga jumlah pupuk yang diperlukan juga berbeda. Status hara di dalam tanah dapat diketahui melaui uji tanah di laboratarium.
Kemasaman tanah juga mempengaruhi pupuk yang akan diberikan. Dalam hal ini reaksi pupuk di dalam tanah perlu diperhatikan, agar tidak menyebabkan tanah menjadi lebih masam. Pada tanah-tanah tertentu juga dapat terjadi fiksasi (pengikatan) hara oleh unsur tertentu, yang meyebabkan hara tidak tersedia bagi tanaman. Misalnya pada tanah kandungan Al yang tinggi dapat memfiksasi P. agar pupuk yang dibarikan lebih efektif dan efisien, maka daya fiksasi ditekan, misalnya dengan memberikan kapur atau bahan organic. Kandungan bahan organic tanah juga merupakan suatu hal yang pentingyang perlu diperhatikan agar pupuk yang dibarikan lebih efektif.

II.     Tanaman Yang Akan Dipupuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan  pemupukan adalah (1) penggunaan unsur hara oleh tanaman, (2) sifay-sifat akar.
1.      Penggunaan unsur hara oleh tanaman
Secara umum kebutuhan tanaman akan pupuk ditentukan oleh macam bagian tanaman yang dipanen sepaerti berikut:
·         Tanaman yang diambil daunnya memerlukan pupuk N yang lebih banyak. Misalnya sayur-sayuran.
·         Tanaman yang menghasilkan pati atau gula memerluak unsur N, unsur K yang cukup tinggi, misalnya ubi jalar, wortel, lobak, tebu.
·         Tanaman yang diambil bunga, buah dan bijinya unsur N, unsur P dalam jumlah banyak ( pembuahan generative).
2.      Sifat-sifat akar
Akar tanaman dapat berupa akar tunggang ataupun akar serabut. Sifat-sifat akar akan menentukan penempatan pupuk ataupun jumlah pupukyang diberikan. Tanaman berakar tunggan seperti kopi, jeruk kakao, maka pupuk sebaiknya dilatakkan di dalam larikan lingkaran mengelilingi batang. Jarak dari batang disesuikan dengan tajuk tanaman.

III.  Pupuk Yang Diberikan
a.       Jenis-jenis pupuk
Berdasarkan pembatannya, pupuk dibedakan atas dua macam, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam misalnya kompos, guano, fosfat alam, dan sebagainya. Perbadaan yang mencolok dari kedua sumber pupuk tersebut adalah kadar dan kemurnian pupuk. Pupuk alam memiliki kadar relative  lebih rendah dengan kemurnian yang juga relative rendah. Sedangkan pupuk buatan memilii kadar dan kemurnian yang lebih tinggi. Menurut koposisi unsur, pupuk dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Kombinasi unsur pada pupuk tunggal untuk  memenuhi kebutuhan tanaman dapat diatur, sedangkan majemuk lebih sukar.
b.      Sifat-sifat pupuk
Pupuk dapat dipakai secara baik apabila memiliki jaminan kualitas yang baik. Jaminan ini tercermin dari sifat-sifat kimia pupuk,
·         Kadar unsur hara: bagi pupuk buatan, kadar hara utama umumnya tergolong tinggi. Bagi hara N, P dan K dinyatakan sebagai persen N, P2O5 dan K2O, seperti;
Urea: 45% N (45 kg N/ 100 kg Urea), SP36: 36% P2O5 (36kg P2O5/ 100kg TSP), KCL: 60% K2O(60kg K2O/ 100 KCL)
·         Hisgroskopis: pupuk sering rusak dalam peyimpanan karena mengisap air sehingga mudah cair. Sering pula karena kekeringan, pupuk menjadi keras. Oleh karena itu usaha menjaga kelembaban sesuai dengan sifat pupuk sangat penting. Untuk menghindari penyerapan air ataupun kekeringan, sering kali pupuk diberikan lapisan senyawa yang menghambat penyerapan air, ataupun penguapnya air. Urea meripakan salah satu pupuk yang mudah menyerap air.
·         Kelarutan: pupuk N dan K umumnya mudah larut dalam air, sedangkan pupuk P sebaliknya. Untuk P umumnya dibedakan atas pupuk larut dalam air (superpospat, amofos), larut dalam asam sitrat atau ammonium sitral netral (FMP) dan larut dalm asam keras (HCL 25%).
·         Kemasaman: sering kali setelah dimasukkan ke dalam tanah pupuk bereaksi masam atau alkalis. Sifat-sifat tersebut dapat dinyatakan sebagai ekuivalen kemasaman yang berarti jumlah CaCO3 yang diperlukan untuk menetralkan sehingga reaksi-reaksi kembali kearah semula. Pupuk yang bereaksi basa dinyatakan sebagai ekuivalen kebasaan yaitu jumlah dari asam yang diberikan agar terjadi reaksi penetralan akibat penambahan pupuk. Misalnya: ZA dengan kemasaman 110, berarti untuk menetralkan akibat 100 kg ZA dibutuhkan 110 kg CaCO3. Indeks garam (IG) menunjukkan kepekaan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotic. Semakin tinggi IG, pupuk scenderung merusak biji tanaman. Oleh sebab itu untuk menghindari hal ini perlu pengolahan yang spesifik, lebih-lebih pada musim kering dimana proses pengenceran sangat kecil.
c.       Waktu dan cara pemupukan
Pemupukan yang tepat didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat pupuk. Bagi pupuk yang mudah larut barsifat mobil, maka cara pemberiannya dilakuka secara bertahap(spilit application) seperti yang terjadi pada urea dan KCL, lebih-lebih apabila tekstur tanah kasar. Sedangkan pupuk yang melarutnya lambat, dapat diberikan sekaligus pupuk SP 36, DSP, dan ESP.
Cara pemberian harus dilaksanakan pada efektifitas dan efisiensi pemupukan. Dengan demikian penggunaan pupuk secara besar disarankan, kecuali pada pertanaman dengan jarak kurang dari 30 cm
      Cara-cara pemupukan terdiri dari:
1.      Ditugal di samping tanaman dua sisi.
2.      Dalam larikan 5.5.cm dari tanaman kedalaman 5.5 cm.
3.      Diberikan bersamaan biji yang ditanam.
4.      Diberikan lewat daun (PPC). 
5.   Diberikan lewat air irigasi (pupuk  N)

2 komentar: