Senin, 03 Oktober 2016

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Kualitas sumber daya manusia agar sejalan dengan konteks pembangunan dan perkembangan masyarakat, arahnya diorientasikan secara profesional bahkan lebih jauh lagi dikaitkan pada perkembangan globalisasi.

Pendekatan sumber daya manusia menurut Davis dan Newstrom (1990:13-14) adalah:

Menekankan perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan orang-orang untuk mencapai tingkat kemampuan, kreativitas dan pemenuhan yang lebih tinggi, karena orang-orang adalah sumber daya yang paling penting dalam organisasi dan masyarakat manapun.

Dalam proses administrasi, pentingnya peranan manusia dinyatakan oleh Pfiffner dan Presthus (1969:5): “Administration may be defined as the organization and direction of human and material resources to achieve desired ends”. Administrasi dirumuskan sebagai pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia/tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dari pernyataan itu maka pengembangan sumber daya manusia dianggap penting bagi suatu organisasi dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai untuk dapat berfungsi secara produktif guna tercapainya tujuan organisasi. Pendayagunaan sumber daya manusia perlu direncanakan secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan tujuan dari organisasi.

Oleh karena itu efektivitas tujuan untuk meningkatkan produktivitas suatu organisasi secara langsung tergantung pada efektivitas kerja sumber daya manusia organisasi yang bersangkutan, tetapi sumber daya manusia yang dimiliki organisasi tidak dengan sendirinya mampu bekerja efektif atau menunjukkan produktivitas yang diharapkannya. Meningkatkan produktivitas SDM tergantung kepada program pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh organisasi, baik kepada pegawai lama terutama bagi pegawai baru. Mondy & Noe III (dalam Silalahi, 1996:225) menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah: “is planned, continuous effort by management to improve employee competency levels and organizational performance through training, education, and development programs”.

Pentingnya organisasi memperhatikan manajemen pengembangan sumber daya manusia itu pernah diutarakan oleh Mantra (1992:52) bahwa seorang manajer dituntut dapat melakukan:
1.    Memberikan kepemimpinan yang memotivasi pegawai untuk berprestasi. Karena prestasi karyawanlah yang akan memberikan prestasi kepada organisasi.
2.    Mengadakan pertemuan dengan pegawai baik dalam urusan tugas maupun untuk menghidupkan nilai-nilai budaya yang telah ditumbuhkan.
3.    Memiliki visi untuk melihat kebutuhan organisasi sekarang dan masa depan, serta melihat peluang-peluang baru dan menggunakannya untuk mengembangkan organisasi.
4.    Berorientasi ke masa depan. Merencanakan masa depan dengan sikap terbuka untuk ide-ide baru.

Manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu bidang yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi mempunyai peranan yang penting, karena manajemen sumber daya manusia mengatur tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi tercapai dan terpenuhinya kepuasan kerja bagi seluruh pegawai dan lebih jauh lagi bisa meningkatkan atau memuaskan pelayanan kepada masyarakat (public service).

Mangkunegara (1991:3) menyatakan bahwa :
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Selain itu manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu karyawan, untuk dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja guna mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu karyawan.

Suryawikarta (1995:2) menyebut sejumlah langkah untuk pengembangan sumber daya manusia:
1.    Masalah pentingnya sumber daya aparatur daerah harus dirumuskan secara jelas bagi keberhasilan pelaksanaan titik berat ekonomi di Daerah Tingkat Ii. Langkah ini mengharuskan dilakukannya analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities and Threats) terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja yang ada berkenaan dengan pelaksanaan titik berat otonomi.
2.    Membangun organisasi, yaitu meningkatkan kemampuan kinerja setiap Dinas Daerah dan kelembagaan otonom lainnya karena strategi sumber daya manusia biasanya membawa serta adanya keharusan perubahan-perubahan mengenai bagaimana suatu lembaga dikelola.
3.    Mengembangkan kemampuan staf, khususnya staf yang memiliki bakat harus dititikberatkan kepada kebutuhan masa depan dengan lebih memperhatikan pegawai-pegawai yang ada dan sudah bekerja pada unit-unit kerja.
4.    Membangun kinerja, adalah tidak lain dari membangun kemampuan bertindak atau melakukan sesuatu. Ini merupakan tugas besar manajemen yang mengarahkan aparat untuk mencapai prestasi kerja.
5.    Fungsi manajemen Sumber Daya Manusia ditempatkan pada posisi lini dari tanggung jawab manajemen. Hal ini merupakan pekerjaan golongan manajemen terutama dalam konteks strategis seperti membangun aspek keorganisasian, mengembangkan kemampuan, dan membina kinerja.

Dalam mengembangkan kemampuan staf, upaya mempertahankan, memanfaatkan dan mengembangkan pegawai-pegawai yang berbakat kemudian menjadikan prioritas dalam strategi sumber daya manusia. Kelembagaan modern cenderung lebih sederhana, ringkas, lincah tetapi berkinerja tinggi karena diisi sedikit staf tapi dengan kemampuan prima. Unit kerja yang demikian ini bisa berfungsi sebagai “front-line management” yang efektif dalam setiap pelaksanaan tugas. Oleh karena itu dengan lebih sedikit jumlah pejabat struktural dan hirarki manajemen, maka kemampuan manajerial akan menjadi lebih penting ketimbang kedudukan dalam manajemen.

Dalam membangun kinerja, orang bisa berprestasi karena dua interaksi  yaitu, motivasi dan intelektual (kecakapan atau kecerdasan). Kalau salah satu bernilai “nol” maka tidak usah dipertanyakan prestasinya, karena pasti “nol” juga. Dalam pelaksanaannya, kinerja yang diharapkan bisa terwujud jika ada pengarahan dan dukungan manajemen, jika ada evaluasi dan umpan balik mengenai kinerja yang dicapai dan jika ada ganjaran dan pengakuan publik atas kinerja yang bisa dibuktikannya.

Tantangan yang biasa dihadapi manajemen, lebih-lebih di lingkungan Pemda, ialah bahwa pimipnan dan staf yang bertanggungjawab atas fungsi manajemen sumber daya manusia selalu bisa menunaikan tanggung jawabnya dalam meningkatkan kemampuan pegawai di segala bidang tugas. Hal ini disebabkan oleh tuntutan yang selalu menghadapkan bagian ini kepada keadaan yang bersifat kritis dalam mencapai sukses pada situasi yang semakin kompetitif seperti sekarang ini. Karenanya peran dari staf yang menjalankan fungsi pengelolaan sumber daya manusia mesti dirumuskan kembali dan diisi oleh tenaga-tenaga yang berkeahlian dan bisa berfungsi sebagai mitra kerja pimpinan dalam merumuskan dan melaksanakan strategi sumber daya manusia.

Secara operasional menurut Mangkunegara (1991:4) ada enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu:
1.    Pengadaan tenaga kerja yang terdiri dari:
a.    Perencanaan sumber daya manusia
b.    Analisa jabatan
c.    Penarikan pegawai
d.    Penempatan kerja
e.    Orientasi kerja (job orientation)
2.    Pengembangan tenaga kerja yang mencakup:
a.    Pendidikan dan latihan
b.    Pengembangan
3.    Pemberian balas jasa yang mencakup:
a.    Balas jasa langsung (gaji/upah, intensif)
b.    Balas jasa tidak langsung (benefit, service)
4.    Integrasi yang mencakup:
a.    Motivasi kerja
b.    Kebutuhan karyawan
c.    Kepuasan kerja
d.    Disiplin kerja
e.    Partisipasi kerja
5.    Pemeliharaan tenaga kerja:
a.    Komunikasi kerja
b.    Kesehatan dan keselamatan
c.    Pengendalian konflik kerja
d.    Konseling kerja
6.    Pemisahan tenaga kerja

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Keith & John W. Newstrom. 1990. Perilaku Dalam Organisasi, Jilid I, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Mangkunegara, Anwar P, 1991, Manajemen Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia, Bandung : IKOPIN

Mantra, I Gusti Made, 1992, Peranan Manajemen Dalam Pengembangan Budaya Perusahaan, Jakarta : Forum Komunikasi Manajer Indonesia

Mondy, R.W. and Noe III, R.M, 1995, Human Resources Management, Massachusettes : Allyn and Bacon

Pfiffner, John M and Benhard, 1969, Public Administration, New York : The Ronald Press Company

Suryawikarta, Bay, 1995, Strategi SDM Dalam Mensukseskan Pelaksanaan Otonomi Pada Daerah Tingkat II Bandung, Pemkab Bandung




1 komentar:

  1. Your Affiliate Profit Machine is waiting -

    Plus, making money with it is as simple as 1--2--3!

    Here is how it works...

    STEP 1. Tell the system what affiliate products you want to promote
    STEP 2. Add PUSH BUTTON traffic (this ONLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system grow your list and sell your affiliate products on it's own!

    Are you ready to start making money???

    Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE

    BalasHapus