Rabu, 23 Maret 2011

KONSEP KAJIAN LOGIKA


A.     PENGERTIAN LOGIKA
Kata logika menurut kamus berarti cabang ilmu pengetahuan yang mengamati tentang permisif-permisif pemikiran deduktif dan induktif. Kata logika menurut istilahnya berarti suatu metode atau tehnik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.
Logika adalah bahasa latin berasal dari kata “logos” yang berarti perkataan atau sabda. Isitilah lain sebagai gantinya adalah “MANTIQ”. Dalam buku LOGICA AND LANGUAGE OF EDUCATION mantiq disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berfikir benar, sedangkan dalam kamus Munjid disebut sebagai hukum yang memelihara hati nurani dan kesalahan dalam berfikir sedangkan IRVING.M COPI menyatakan “logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Hal ini menun jukkan adanya hubungan erat antara pikiran dan kata yang merupakan pernyataan dalam bahasa. Jadi logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan dalam bahasa.
Dalam percakapan sehari-hari logika sering diartikan menurut akal “contoh” langkah yang diambilnya itu logis yang artinya “benar”.
Pengertian adalah sesuatu yang abstrak, ketika kita hendak mewujudkan pengertian harus diganti dengan lambang, dan lambang yang paling lazim adalah bahasa.
Di dalam bahasa pengertian itu lambangnya kata. Kata sebagai fungsi dari pengertian disebut term.
Contoh : Ketika indra kita, mata melihat binatang, telinga mendengar suara menggonggong maka seketika itu juga terjadi aktifitas pikiran kita yaitu pembentukan pengertian “Anjing”.
I.R. Pujaitana menulis dalam bukunya bahwa, logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari teknik berfikir, untuk mengetahui bagaimana manusia berfikir dengan semestinya. Sedangkan menurut TH. GIELES S.J. memberi defenisi bahwa logika ialah ilmu pengetahuan dan kecakapan berfikir dengan tepat. Pada kesimpulannya para penulis mengemukakan bahwa logika itu adalah ajaran akan azas-azas berpikir yang lurus agar pikiran mencapai kebenaran yang tepat secara formal atau bentuknya.

B.     SEJARAH MUNCULNYA LOGIKA
Nama Logika pertama kali muncul pada filsuf cicero (abad 1 SM) tetapi dalam arti “seni berdebat” Alexander Aphrodiseas (sekitar permulaan abad ke 3 SM) orang pertama yang mempergunakan kata “logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran itu.
Akan tetapi, meski aristoteles terkenal sebagai “Bapak Logika”, itu tidak berarti bahwa sebelum dia tidak ada logika. Dalam literatur lain, disebutkan bahwa Aristoteles lah yang pertama kali meletakkan ilmu logika, yang sebelumnya memang tidak pernah ada ilmu tentang logika. Maka tak heran jika ia dijuluki sebagai “MUALLIM AWWAL” (guru pertama) bahkan filosof besar Immanuel Kant mengatakan 21 abad kemudian, bahwa sejak Aristoteles Logika tidak maju selangkahpun dan tidak pula mundur.
Jika diteliti lebih mendalam maka akan tampak suatu benang merah bahwa sebelum Aristoteles memang ada logika, akan tetapi ilmu logika sebagi ilmu yang sistematis dan tersusun resmi baru muncul sejak Aristoteles dan memang dialah yang pertama kali membentangkan cara berfikir yang terarur dalam suatu sistem.
Logika formal merupakan hasil ciptaan Aristoteles yang dirintis oleh Retorika kaum Shofis dan dialetika yang umum digunakan untuk menimbang-nimbang pada masa hidup Plato. Inti pokok logika Aristoteles ialah ajarannya mengenai penalaran dan pembuktian.
Pada abad ke-7 Masehi, berkembanglah Agama Islam di Jazirah Arab dan abad ke-18 kekuasaan Islam meluas kemana-mana. Dizaman kekuasaan Khalifah ABBASIYYAH sedemikian banyaknya karya-karya ilmiah Yunani dan lainnya diterjamahkan kedalam bahasa, sehingga ada suatu masa dalam sejarah Islam yang dijuluki dengan abad Terjemahan. Logika karya Aristoteles juga diterjemahkan dan diberi nama ilmu “Mantiq” Al Farabi pada zaman kebangkitan Eropa dan abad gelapnya malah dijuluki dengan guru kedua logika dan Ibnu Sina digelar guru ke 3.

C.     OBYEK KAJIAN LOGIKA
Jika dilihat dari obyeknya, dikenal sebagai logika formal (Mantiq As – Shuri) dan logika material (al-matinq al-maddi). Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang berbeda secara radikal, yakni cara berpikir dari khusus ke umum. Cara pertama disebut berfikir deduktif dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dengan pemikiran mempergunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-patokan berpikir yang benar. Cara berpikir induktif dipergunakan dalam logika material, yakni menilai hasil pekerjaan logika formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan empiris.

D.    PEMBAGIAN LOGIKA
Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi 5 bagian yaitu :
1.      Logika Makna Luas  dan Logika Makna Sempit
Dalam arti luas yaitu pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
Dalam arti sempit yaitu istilah tersebut dipakai searti deduktif  atau logika formal.
2.      Logika Deduktif dan Induktif
Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas pelajaran yang bersifat deduktif yakni suatu  penalaran yang menirukan suatu kesimpulan sebagai pangkal pikiran bersifat benar menurut bentuknya.
Logika induktif ialah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpukan umum yang bersifat boleh jadi.
3.      Logika Formal dan Material
Logika formal ialah ilmu yang mempelajari asas-asas aturan dan hukum-hukum berfikir yang harus di taati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran.
Logika material ialah yang mempelajari langung pekerjaan akal serta minilai hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktik sesungguhnya.
4.      Logika Murni dan Terapan
Logika murni adalah  merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai.
Logika terapan ialah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu.
5.      Logika Filsafat dan Matematika
Logika filsafat dapat digolongkan sebagai suatu ragam aatau bagian logika yang masih berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika.
Logika matematika yaitu suatu bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.

E.      MANFAAT LOGIKA (ILMU MANTIQ)
Ada 3 manfaat ilmu mantiq atau logika yakni :
a.      Membuat daya fikir akal tidak saja lebih tajam tetapi juga lebih menjadi berkembang melalui latihan-latihan berfikir dan menganalisis serta mengungkap permasalahan secara ilmiah.
b.      Membuat seseorang menjadi mampu meletakkan suatu pada tempatnya dan mengerjakan suatu pada waktunya.
c.       Membuat seseorang mampu membedakan manfaat yang paling asasi ilmu mantiq atau logika antara pikir yang benar dan oleh karenanya akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan urut pikir yang salah dengan sendirinya akan menampilkan kesimpulan yang salah.

2 komentar:

  1. Postingan yang Sangat bagus dan menarik untuk dibaca .... Saya suka mengunjungi blog ini.

    BalasHapus
  2. keren.makasih untuk ilmunya min.

    BalasHapus